Friday 11 August 2017

Moto Z2 Play Review Indonesia: Inovasi HasselBlad True Zoom Bikin Hasil Foto Kamera Ponsel Lebih Berkualitas


Sebagai pendatang baru untuk ponsel menengah dengan harga di atas Rp 6 Juta, Moto Z2 Play bisa dibilang adalah salah satu ponsel ternyaman dari ponsel-ponsel lainnya. Meskipun diiringi dengan catatan khusus yang bakal jadi bahan pertimbangan penting.

Tapi, apakah menyenangkan dan nyaman saja sudah cukup dan membuatnya layak untuk dibeli? Baiklah, saya akan mulai mereview untuk Moto Z2 Play berikut ini.

Desain ponsel Moto Z2 Play merupakan salah satu aspek yang membuat ponsel ini menjadi lebih keren. Selain karena terlihat mewah dengan material metal yang solid serta bodi yang begitu tipis, Moto Z2 Play juga bentuk yang begitu khas dan beda banget dibanding kebanyakan ponsel yang telah ada saat ini.

Dimensi perangkat secara umum masih oke untuk ponsel dengan layar 5.5 inches sehingga masih nyaman ketika dipakai menggunakan satu atau dua tangan. Penempatan tombol fisik di sisi kanan perangkat juga menurut saya sudah pas dan tidak sulit dijangkau.

Selain itu, adanya tekstur pada tombol power juga menjadi tambahan detail yang baik untuk mempermudah dalam pengoperasiannya.

Lalu, sensor fingerprint yang ada juga berfungsi dengan baik dan cepat untuk membuka ponsel. Selain itu, fungsinya juga bisa menjadi tombol home sekaligus sebagai pengganti tombol capacitive back dan juga menu multitasking adalah hal lain yang menyenangkan serta butuh penyesuaian untuk bisa memakainya dengan nyaman.


Soal spesifikasi, Moto Z2 Play dilengkapi dengan salah satu prosesor terbaru dari Qualcomm yaitu Snapdragon 626 yang didukung RAM berkapasitas 4GB dan kapasitas penyimpanan internal sebesar 64GB.

Meski secara sekilas terlihat biasa saja dan tampilan menunya tidak semenarik prosesor dengan seri berkepala delapan, namun performa yang bisa diberikan sama sekali tidak mengecewakan.

Untuk pemakaian yang berputar pada lingkup browsing, sosial media, atau aktivitas lainnya, menurut saya tidak bakal ada keluhan sedikitpun pada saat penggunaannya.


Buat kamu yang kebetulan hobi main game pun mestinya tidak terganggu karena selama saya pakai untuk bermain Vainglory, Gangstar New Orleans, dan lainnya, semua bisa berjalan tanpa masalah berarti. Meskipun pada saat bermain ada kalanya terjadi sedikit frame drop, tapi hal tersebut tidak mengganggu sama sekali.

Jika membahas soal gaming, berarti tidak lepas juga dari aspek multimedia ponsel seperti layar dan juga speaker ponsel. Di sektor ini, Moto Z2 Play dilengkapi dengan panel Super AMOLED 5.5 inches dengan resolusi Full HD yang secara kualitas oke banget.

Meski masih sedikit di bawah layar Super AMOLED milik Samsung, tapi secara keseluruhan kecerahan dan kontrasnya sudah bisa dikatakan baik. Warnanya juga enak di mata dan punya view angel yang luas. Jadi, mau dipakai buat main game, streaming Youtube atau Netflix, menurut saya layar ponsel ini bisa dibilang sudah lebih dari memuaskan.


Moto Z2 Play menempatkannya speaker pada bagian earpiece. Meski ukurannya kecil, namun output yang dihasilkan ternyata sudah lumayan oke dan yang terpenting speakernya itu menghadap ke depan.

Namun, seandainya speaker tadi dirasa kurang, tenang saja karena Moto sendiri sudah menyediakan mods berupa speaker yang merupakan hasil kolaborasi dengan JBL Soundboost.


Ponsel ini punya ukuran yang sebenarnya masih tergolong ringkas, cuma bakal bikin Moto Z2 Play jadi tebal pas dipasangkan mods JBL Soundboost.

Untuk kualitas output suara setelah terpasang mod JBL Soundboost tersebut tentu saja lebih baik dibandingkan speaker standar atau speaker bluetooth lain yang punya harga yang setara atau lebih murah.

Lanjut ke aspek software, Moto Z2 Play berjalan pada Android Nougat dengan kostumisasi Moto Experience yang terlihat sangat minimal. Berbagai fitur tambahan yang diberikan pada ponsel ini bisa diakses lewat aplikasi Moto. Dan sebagian besar menurut saya sangat fungsional.

Dimulai dengan Moto Action yang berisikan berbagai fitur sederhana yang ternyata berguna seperti buat buka senter atau kamera. Opsi one hand operation juga punya mekanisme yang cukup mudah, cuma rasanya masih perlu dibenahi karena dirasa masih kurang sensitif dan sering gagal.

Sebaliknya, pada fitur Moto Display justru menurut saya terlalu sensitif dan sering aktif saat kondisi yang tidak diinginkan.


Sebenarnya fitur ini sangat berguna karena bisa membantu pengguna untuk melihat berbagai notifikasi atau mengontrol musik player tanpa benar-benar harus menyalakan layar. Ya, fitur ini nyaris mirip sama AlwaysOn Display, cuma gak nyala setiap saat aja.

Meskipun bagus, fitur Moto Display tersebut kelewat sensitif. Misalnya, pada saat tangan tidak berada di atas layar ponsel seperti ketika sedang mengetik sementara ponsel diletakkan di samping, ponsel masih sering menyala dan hal ini menurut saya sangat mengganggu.

Satu fitur lainnya yang disertakan pada Moto Experience adalah Moto Voice, yang merupakan perintah berbasis suara untuk mengakses berbagai hal pada ponsel.

Untuk mengaktifkan fitur ini, pengguna ponsel harus mengucapkan kata kunci 'Show Me ...' yang diikuti nama aplikasi yang ingin dibuka. Misalnya, dengan mengucapkan 'Show Me Playstore', maka aplikasi Google Playstore akan terbuka sesuai dengan perintah suara tersebut.

Selain berbagai fitur software yang sudah saya sebutkan di atas, hal favorit saya tetaplah pada sisi optimasi sistem ponsel yang berdampak pada daya tahan baterai. Dengan kapasitas baterai sebesar 3000 mAh, daya tahan yang dimiliki ponsel ini bisa dibilang sangat baik.


Untuk pemakaian pribadi dengan intensitas sedang, Moto Z2 Play bisa standby lebih dari 24 jam dengan screen on time di kisaran 8 jam.


Sedangkan, jika dalam pemakaian secara intensif seperti main game yang sering, screen on time ada di kisaran 4,5-5 jam.

Selain tahan lama, Moto Z2 Play juga dilengkapi fitur turbo charge alias fast charging yang sangat berguna untuk mengisi daya baterai dalam waktu yang lebih cepat.

Sekarang waktunya untuk beralih ke aspek kamera. Hadir dengan resolusi 12 MP berteknologi Dual Pixel dengan aperture f/1.7, Moto Z2 Play jadi terlihat begitu meyakinkan.

Tampilan antarmuka kamera Moto Z2 Play menghadirkan mode foto yang ringkas. Mode manual yang tersedia sudah cukup baik untuk memberikan keleluasaan dalam mengatur settingan foto. Cuma sayangnya tidak bisa dipakai buat video.

Untuk hasil fotonya secara umum sudah memuaskan dengan ketajaman dan detail yang cukup baik. Warna yang dihasilkan juga oke cuma menurut saya terlihat agak soft dan butuh sedikit utak-atik di snapseed untuk mendapatkan hasil foto yang diinginkan.


Lalu pada kondisi low light, foto yang dihasilkan akan mengalami penurunan kualitas seperti detail foto yang berkurang serta adanya noise. Tapi, seandainya dalam kondisi yang tidak terlalu gelap, foto yang dihasilkan masih bisa dikategorikan cukup baik.

Untuk kamera depannya sendiri, foto yang dihasilkan kurang lebih sama dengan yang dihasilkan kamera belakang. Jadi, kedua kamera ponsel ini sama-sama menghasilkan kualitas foto yang bagus dan memuaskan.


Untuk menunjang fitur kamera, Moto juga menyediakan kembali mods hasil kolaborasi dengan HasselBlad yang diberi label True Zoom. Jadi, sesuai dengan namanya juga bahwa mods ini tentunya mengedepankan sampai 10x yang ditambah fitur OIS, Xenon Flash, dan kemampuan format foto RAW yang tidak dimiliki oleh Moto Z2 Play secara default.

Buat hasil foto khususnya bagian zoom, mods kamera ini memang sukses menjalankan tugasnya dengan baik. Detail dari objek-objek yang jauh bisa ditangkap dengan oke tanpa adanya masalah dan benar-benar memberikan experience yang berbeda.


Namun yang cukup disayangkan adalah kualitas fotonya pada saat kondisi biasa atau tanpa zoom menurut saya justru terlihat kurang oke.


Jika dilihat sekilas memang oke, tapi dibandingkan dengan hasil foto yang tanpa menggunakan mods, perbedaannya akan terlihat kalo detail foto yang dihasilkan lebih soft begitu juga dengan warnanya.

Noise dalam kondisi low light juga lebih tampak karena kamera menaikkan ISO sebagai kompensasi dari aperture mods yang hanya f/3.5.


Soal video, Moto Z2 Play bisa merekam dengan resolusi up to 4K 30fps. Secara default, kameranya hanya dibekali dengan AES untuk membantu meminimalisir kemungkinan gambar yang menjadi blur karena tangan tidak stabil.

Sebelum masuk ke bagian kesimpulan, tentu tidak lengkap rasanya kalo melewatkan pembahasan soal Moto Mods. Inovasi modular dengan mekanisme sederhana yang ditawarkan lewat berbagai pilihan mods memang menjadi poin pembeda dari ponsel Moto dengan para kompetitornya.


Dari segi fungsi, mods yang disediakan memang menarik seperti speaker dan juga kamera dengan optical zoom. Selain itu, Moto juga menyediakan mods proyektor yang unik dan memang memberikan fungsi yang lebih.

Tak cuma sampai di situ, Moto pun masih terus berinovasi dengan berbagai pilihan mods lain seperti battery pack, gamepad, dan yang terbaru ada kamera 360 yang terlihat sangat menarik.

Namun, di luar daya tariknya tadi, ada satu hal yang menjadi kesamaan dari semua mods-nya itu adalah harganya yang tidak murah. Dan kalo sudah bicara soal harga, tentunya pertimbangan kamu bakal beda lagi kan?

Dibilang mahal-mahal banget sebenarnya sih tidak, apalagi mempertimbangkan nilai kualitas, inovasi, dan tentunya originalitas yang coba ditawarkan oleh Moto lewat mods-nya. Namun, kalo pertimbangannya adalah soal kompatibilitasnya yang sangat terbatas pada ponsel Moto aja, nah ceritanya bakal beda lagi.

Sebagai contoh, mods speaker JBL yang kalo dilihat punya harga retail sekitar 1 Juta -1,5 Jutaan. Sebenarnya tidak mahal-mahal banget kalo dipertimbangkan dari kualitasnya. Namun dengan harga yang sama atau lebih murah, kamu bisa saja membeli sebuha bluetooth speaker lain yang bisa dipakai buat banyak perangkat dan tidak cuma buat seri Moto Z aja.

Hal yang sama juga berlaku pada mods lainnya kecuali mungkin mods kamera yang memang unik sendiri. Garis besarnya, menurut saya Moto itu sedang dalam masa dalam membuat atau mengembangkan ekosistem mods yang lebih luas untuk memberian nilai yang lebih pada ponsel-ponsel yang dibuatnya.

Di satu sisi, ini sebenarnya adalah hal yang keren karena yang namanya inovasi itu ya selalu menarik. Namun di sisi lainnya yang lebih tepatnya buat konsumen, hal tersebut menurut saya butuh suatu komitmen yang lebih untuk dapat memaksimalkan potensi dari ponsel-ponsel yang dimilikinya.

Di luar itu semua, kesimpulannya menurut saya pribadi bahwa Moto Z2 Play adalah ponsel yang memang sangat nyaman untuk dipakai sekalipun tanpa menggunakan mods.

Jadi, kalo misalnya sekarang kamu sedang punya dana sekitar 6 Jutaan dan mencari ponsel baru yang punya desain keren, performa yang oke, daya baterai yang tahan lama, serta kameranya cukup baik, maka menurut saya Moto Z2 Play adalah salah satu opsi yang patut banget untuk dipertimbangkan.

Tapi kalo misalnya dari semua yang saya sebutkan tadi tidak ada yang cocok, masih tetap ada alternatif lain yang bisa kamu lihat.

Itu saja yang dapat saya ulas mengenai Review ponsel Moto Z2 Play. Apabila kamu punya pendapat sendiri terkait ponsel ini, kamu bisa menuliskannya di kolom komentar di bawah ini.

Disqus Comments